Kumpulan Cerita Sex Terbaru 2018 - Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi
kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada
waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun
merupakan sekolah yang banyak menampung para anakanak nakal, sehingga
tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari
pada baiknya.
Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika. Ika memang
cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling bandel juga
nakal. Tidak jarang temanteman pun menyimpulkan bahwa dia cewek binal,
karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan teman-temannya, yaitu
dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan hanya
diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim dan
pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika seorang gadis yang
cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm,
berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika
memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.
Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, semua
muridmurid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dari 3
cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya
tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara mereka.
Setelah pelajaran kedua selesai, temanteman cowok yang bertiga itu
meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran
ketiga, sehingga membuatku curiga.
Di dalam hatiku aku bertanya, “Apa yang akan mereka perbuat..?”
Tidak lama setelah temanteman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah
Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa
Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan
temantemanku juga ada yang bertanyatanya mengenai apa yang akan mereka
perbuat di WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya
aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum
sampai di WC kulihat temanteman cowok kelasku yang bertiga itu
kelihatannya sedang menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika
menuju tempat temanteman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk
ke kamar WC secara bersamaan.
Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC
yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti perebutan makanan
di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC, secara
perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC
yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat
terdengar dengan jelas olehku.
“Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?” tanya Iwan kepada mereka.
Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab
dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja yang akan duluan. Aku sanggup
kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”
Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampaisampai
saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi aku tetap terdiam
membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.
Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan,
“Yah udah, kalau begitu Kita bertiga barengbareng ajah. Biar rame..!”
katanya.
Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”
Dan akhirnya Utun pun berucap, “Ayo Kita mulai..!”
Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi
terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang
membuka baju.
Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan
ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat
kelamin Kami bertiga ini..?”
Ika pun menjawab dengan nada malumalu, “Kayanya sih Utun yang paling
gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab
oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si
Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”
Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar
suara temanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas,
“Wauw.., benarbenar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!”
Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, “Ka.., kalau Aku boleh tidak
meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?”
Ika pun menjawab dengan nada enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”
Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya,
“Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini
kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya
sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan
sangar yah tun..!”
Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, “Ka.., Aku
boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?”
Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh semuanya..!”
Suarasuara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka
isi, yang kebanyakan suarasuara tersebut membuat saya risih
mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww..
sedap..!”
Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, “Kalian jangan terlalu
nafsu dong..!” kata Ika kepada temanteman cowok tersebut, “Karena Aku
kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!”
Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya
terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika,
“Aaawww.., sakit..!”
Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”
Dijawab dengan cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”
Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya
alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.”
kata-katanya ditujukan kepada temantemannya.
Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, “Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!”
Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama
seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang
pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian
menjerit kedua kalinya.
“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.
Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja
Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai
klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung
sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun
dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh..,
uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!”
Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit
payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti
kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil
berkata, “Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..”
Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!”
Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika
kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
“Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!”
Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!”
Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.
Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin
mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong
rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di
sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan
atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal
akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala
Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.
Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu
kelomohi alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!”
Setelah berusaha memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku
dapat melihat dengan jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan
apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun
dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit
yang mereka rasakan tersebut.
Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka..,
ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat
ini..!”
Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan
terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena
dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka
bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya
kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.
Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya,
kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan
bajubaju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. Sebelum mereka
keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara
perlahanlahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke
kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang
beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorangseorang agar tidak ketahuan
oleh guru kami.
Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi.
Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah,
seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan
tenaga.
Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung bertanya kepada mereka
bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su..,
sumur yah..?”
Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu
Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan
ramerame..!”
“Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.
Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian
dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas
pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.
Langsung saja aku memanggilnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”
Ika menjawab dengan nada lemas, “Ada apa Bie..?”
Karena aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya
Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya
Ka..?”
Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah..
Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang
sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!”
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
“Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
Karena aku penasaran, aku langsung menyerempetmenyerempet agar terpepet.
“Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya
sih asik.. bisa terbang kaya burung..!” pintaku sambil tertawa pelan.
Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..?
Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau
masuk ke goaku, tahu..!”
Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.
Ini merupakan pengalaman hidup saya yang dijamin asli.
aku
baik
dan
di SMP
ditiru
duduk
ini
itu
jangan
kejadian
kelas II
lebih
masih
mengasyikan
Pada
pernah
sangat
terjadi
waktu
yang
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.