Kumpulan Cerita Sex Terbaru 2018 - “Jaga kondusifitas keamanan sekitar dan setiap anggota wajib memberi
tauladan yang baik kepada masyarakat”, kata komandan regu kami
mengakhiri amanatnya pada sore hari yang mendung itu.
Akhirnya setelah rutinitas mengisi daftar hadir, aku segera
berlari kecil untuk bergegas keparkiran motor, untuk mengambil
kendaraanku. Rasanya birahuku sudah sampai diubun-ubun ingin segera
menyalurkan hasrat bilogisku yang begitu bergelora.
Namaku Tantri seorang polisi wanita yang bertugas di sebuah
kabupaten kecil di negeri ini. Seperti layaknya anggota polwan, tubuhku
langsing dan kencang karena hasil latihan fisik rutin yang selalu di
lakukan setiap hari. Warna kulitku kecoklatan khas negeri ini, banyak
orang yang mengatakan warna kulitku eksotis. Tinggiku 169 dan tergolong
tinggi semampai, rambutku tentu saja pendek sampai ke tengkuk. Banyak
orang yang bilang, semula tidak kupercayai, bahwa aku tergolong wanita
dengan hasrat seksual yang besar. Mereka mengatakan ini karena sosok
tubuhku agak bungkuk seperti bongkok udang. Tentu semua omongan ini
hanya kuanggap omong kosong. Namun perlahan aku seperti membuktikan
sendiri kebenaran omongan ini.
“rrrrrrrt,rrrrrrrrrrt”
Tanda getar di ponsel menandakan ada sinyal sms masuk.
Sambil duduk di jok motor aku buka hp dan membaca isinya , “ Hai
Mbak sexy kutunggu kamu di kontrakkan sudah kusiapkan kejutan yang manis
buat kamu”.
Itu sms dari laki-laki misterius yang telah berhasil membuatku jatuh hati dan menyerahkan segalanya.
Naluri kewanitaanku secara alamiah bangkit bahkan hanya dengan
membaca sms ini. Betapa mahirnya laki-laki yang bernama si Alex ini
membuatku ketagihan secara seksual.
Dengan hati yang berdegup secara kencang, aku pacu sepeda motorku
untuk menuju kontrakan Alex yang terletak tidak jauh dari asrama
tempatku tinggal. Sebagai wanita, kami dibudayakan tertutup secara
seksualitas. Bahkan kami tidak diajarkan oleh leluhur kami untuk
menikmati aktifitas bersenggama dan berhak memperoleh kenikmatan yang
sama seperti halnya laki-laki. Namun Alex perlahan namun pasti
mengajarkanku arti nikmatnya berhubungan badan.
10 menit kemudian sampailah aku di kediaman Alex yang cukup mewah
untuk ukuran warga kabupaten ini. Alex sendiri adalah seorang mahasiswa
anak dari orang tua yang cukup berada. Tubuhnya hanya sedikit lebih
tinggi dariku dan dia berkulit putih. Usianya 4 tahun dibawahku,
Posturnya sangat terjaga karena dia rajin berolahraga. Awal pertemuan
kami terjadi di sana.
Sebagai anggota kami diharuskan untuk menjaga bentuk tubuh.
Apalagi untuk wanita, bulliying dari senior akan sangat sadis bila
kedapatan tubuh kami sedikit berlemak. Sejak lulus dari asrama, olahraga
pagi adalah makanan sehari-hari. Secara rutin aku berlari, fitness dan
mengikuti aerobik yang diadakan di gor olahraga ataupun stadion
kabupaten.
tempat fitnes Jos Gym yang menjadi saksi awal pertemuanku dengan
Alex. Saat itu, ditengah keasyikan berlatih ada seorang laki-laki yang
mendatangi dan menyapa.
“ halo, selamat sore, maaf mengganggu Mbak ini aparat ya?”
“ iya benar, Mas siapa ya??”
Jawabku dengan nada tegas dan ketus karena kami memang dilatih demikian.
“ perkenalkan nama saya Alex” sambil menjulurkan tangan, tanda ia ingin berkenalan.
“ Tantri” jawabku sambil menjabat tangan Alex
“ Mbak maaf ya gerakannya sudah bagus kok, tapi kurang tepat, ini saya tunjukkan gerakan yang benar”
Alex kemudian mengambil dumbel tersebut dan mencontohkan gerakan yang tepat dibandingkan gerakan yang tadi aku lakukan.
“ Untuk latihan kaki gerakan yang benar seperti ini Mbak, harus jongkok
sampai kebawah ,dengan ini Mbak bisa membentuk pantat, betis, tungkai
dan tumit sekaligus”
Aku memperhatikan dengan seksama, sambil menaruh kesan awal yang
baik kepada pemuda ini. Bahasanya baik, sopan, tempangnya ganteng, dan
yang terpenting dia berani untuk mengajak ngobrol seorang anggota. Bukan
rahasia umum, banyak laki-laki yang selalu melirik atau terpesona
dengan kecantikan maupun kesexyan polwan yang biasa berbalut busana
kerja ketat, namun sayang tidak mempunyai KEBERANIAN untuk mendekati
kami. itulah yang membuat beberapa diantara kami kesulitan untuk
menemukan pasangan hidup.
Tapi pemuda ini berbeda. Dia bisa mendekatiku dengan lembut dan
sopan seperti gentleman. Mungkin itu alasan dia segera mendapatkan
tempat di hatiku. Sore itu kami lalui dengan penuh senyum dan canda.
Obrolan diantara kami begitu cair dan akrab. Kuperhatikan dari kaca yang
bertebaran di tempat fitnes ini bagaimana Alex mencuri-curi pandang
terhadap kesintalan tubuhku. Hari itu sebenarnya aku mengenakan pakaian
yang biasa saja. Aku mengenakan kaos ketat tanpa lengan warna merah yang
menampilkan keeksotisan warna kulitku. Mungkin karena ketatnya kaos
yang kukenakan, buah dadaku yang tergolong cukup berisi juga terekspose
secara maksimal. Untuk bawahan aku kenakan celana training panjang yang
menutup rapat sampai mata kaki.
“ sekarang kita latihan trisep ya Mbak Tantri” alex berkata sambil mengambil barbell ukuran 4 kg yang berada di rak.
“ bagaimana gerakannya??” tanyaku
Jujur olahrafga fitnes memang baru buatku. Di asrama aku biasa olahraga
lari mengelilingi asrama, push up, sit up, atau berlatih bela diri
karate yang memang diajarkan.
“ pegang barbell dengan kedua telapak tangan Mbak di ujungnya, Seperti
ini. Kemudian angkat kedua tangan Mbak rapat di kepala, trus lengan
ditahan, barbell diturunkan kebelakang kepala, satu set hitungan 10
kali”
Gerakan ini aku lakukan menghadap kaca besar di salah satu sudut
Gym. Pada pantulan kaca aku bisa melihat kedua tanganku terangkat. Kaos
tanpa lengan yang kukenakan membuat ketiakku dapat terlihat jelas oleh
Alex. Dia berdiri tepat dibelakangku untu menahan kedua lenganku agar
tetap lurus. Alex terlihat sangat terpesona dengan kedua ketiakku yang
mulus tanpa bulu itu. Selain itu posisi ini membuat bulatnya dadaku
semakin menonjol karena kedua tanganku terangkat tinggi keatas.
“ ayo mulai Mbak 1……2………3”
Gerakan latihan trisep itupun dimulai dengan sebuah pantulan
cermin yang cukup membuat jantungku berdebar. Posisi kami benar-benar
menempel. Dapat kurasakan nafas Alex yang berderu lebih cepat. Bahkan
tanpa Dia sadari ada benda yang tiba-tiba menonjol di bawah celana
trainingnya. Alex terangsang batinku.
“ Mbak Tantri harum, aku suka bau badan Mbak….10 cukup”
Bisik Alex ketelingaku sambil mengambil barbell yang cukup berat untuk kuangkat .
Sambil mengambil nafas karena kelelahan dan sedikit horny kami lanjut
ngobrol. Entah kenapa aku mudah sekali horny. Saat inipun wajahku
bersemu merah, orang awam pasti melihat wajar wajahku merah karena habis
olahraga tapi jujur sebenarnya aku terangsang. mungkin karena melihat
seorang pria tampan yang berdiri tepat dibelakangku sambil pandangannya
sangat mengagumi kemolekan tubuhku membuatku sangat terangsang. Atau
juga karena tingkat stress di lingkungan kerjaku yang sangat tinggi yang
membuatku mudah terangsang, entahlah.
“ Mbak kenapa ikut fitnes disini?”
“ iya biar badanku gak gemuk”
“ badan udah sexy gini kok dibilang gemuk”
“ hush badan semok gini kalo diliat seniorku masih dibilang gemuk tau”
“ berat ya pekerjaan Mbak”
“ iya makanya jarang ada cowo yang deketin aku”
Tanpa sadar aku mengucapkan pikiran negatif yang timbul sendiri.
Mungkin karena perasaan bahwa kami ini karena tugas menjadi bukan
seperti wanita normal.
“ ada aku kok Mbak Tanti yang mau sama kamu he he” kata Alex sambil bercanda
“ ha ha nanti juga kamu ketakutan sama aku, kayak cowo kebanyakan”
Ujarku sambil melagkah ke ruang ganti untuk berganti baju.
Pertemuan kami hari itu diakhiri tanpa ada yang spesial. Kami
melangkah pulang kerumah masing-masing untuk kembali beraktifitas
keesokan harinya.
Namun mungkin karena pertemuanku yang pertama itu dengan Alex,
fitnes menjadi semakin rutin kujalani. Setiap sore kudatangi Jos Gym
untuk berlatih. Alex juga demikian, dia selalu ada di tempat latihan
setiap aku ada disana. Setelah dua mingguan rutin belatih kami baru tahu
kalo sebenarnya rumah kami berdekatan. Jarak rumah kontarakan Alex
hanya berjarak sekitar 7 menitan dari asramaku.
Selama dua minggu itu entah kenapa aku selalu ingin tampil sexy
di hadapan Alex. Aku selalu mengenakan baju ketat tanpa lengan yang
membuat lekuk tubuhku terlihat. Bahkan yang juga membuatku malu, aku
mengenakan training panjang ketat yang bahkan membuat celana dalamku
kadang-kadang terlihat. Penampilanku yang demikian rupanya membuat Alex
juga semakin berbinar-binar matanya. Sering ketika kami sedang Alex
tiba-tiba ijin untuk ke kamar mandi, katanya kebelet ingin buang air.
Hanya dalam dua minggu perubahan telah tampak di tubuhku.
Pantatku semakin kencang, dan mungkin yang membuat Alex semakin berbinar
adalah dadaku terlihat semakin berisi akibat latihan yang rutin. Gairah
dan libidoku rupanya ikut berubah setelah latihan yang rutin. Kurasakan
tubuhku begitu bergairah, namun sebagai wanita yang tidak tahu cara
melampiaskannya, gairah ini kupendam sebisanya.
Sering terjadi ketika di asrama, gairahku meninggi kususnya pada
malam hari. Biasanya menjelang tidur dengan libido seperti ini, kulepas
seluruh busana yangmelekat di tubuhku, kadang cd tetap kekenakan kadang
juga kutanggalkan . Sering teman-teman kamar yang tinggal seasrama
terkejut ketika bangun dan menyadari bahwa sahabatnya tidur tanpa
sehelai benangpun.
Buatku pribadi pengalaman tidur telanjang merupakan salah satu
bentuk pelampiasan terhadap gairah yang begitu memuncak. Sering aku
tidur tengkurap agar putingku yang tanpa penghalang bergesekan dengan
seprei kasur dan sensaninya luar biasa. Cd yang melekat di daerah
kewanitaanku sering kulepas dan tanganku yang nakal sering menggeseknya
dengan guling atau selimut. Aku termasuk wanita yang pembersih. Setiap
seminggu sekali selalu kucukur rambut-rambut yang tumbuh di arena intim
dan ketiakku, dan melumurinya dengan ramuan tradisional yang mampu
membuatnya bersih dan wangi.
Pengaruh libido dan hormon seksual jelas mempengaruhiku, dan
jujur akupun telah melakukan eksperimen seperti tidur telanjang untuk
menyalurkannya, namun hingga detik itu aku masih belum tau artinya
sebuah kenikmatan seksual, sampai pagi itu Alex mengajakku untuk aerobik
pagi bersama.
“ mbak Tantri besok aerobic pagi bareng yuk”
Itu bunyi sms Alex pada saat aku sedang bersiap tidur.
“ ayo kebetulan besok hari sabtu,kantor libur, jadi gak terburu-buru untuk apel pagi” jawabku
“horeeee, o ya boleh request gak Mbak Tantri?”
“request apa ya Lex?”
“besok Mbak pake kaos merah yang sexy itu ya!”
“emang kenapa Lex?”
“gak apa Mbak , Alex senaeng aja kal liat Mbak pake baju itu”
“yau udah besok Mbak pake baju itu deh”
“ makasih ya Mbak, besok jam lima ditunggu ya deket stadion asrama”
“ haa jam lima??? Gak kepagian tuh Lex??”
“ enggak Mbak udah rame kok jam segitu”
“ ya uda jam lima teng mbak sudah disitu, awas kamunya jangan telat ya mbak push up nanti”
“ siap Komandan”
Setelah tidur yang singkat, akupun bangun untuk kemudian sebentar
menggosok gigi dan mengenakan pewangi tubuh, aku berangkat menuju
stadion dekat asrama tepat jam lima pagi. Betapa terkejutnya aku karena
stadion masih sepi sekali. Bahkan suasanapun masih gelap.
“ pagi Mbak Tantri, mari masuk” seru Alex menaymbutku di parkiran. Sikapnya masih gentel seperti biasa.
“ Alex kamu hebat tepat waktu, tadinya Mbak udah mau ngepush kamu. tapi ini masih sepi sekali, katamu udah rame??”
“ hush sini deh Mbak ada yang Alex mau omongin ama Mbak”
Kami kemudian masuk ke stadion. Dengan lapangan yang biasa
mementaskan pertandingan tim daerah kami yang berlaga di divisi 2.
Tribun penonton yang kosong. Lampu sorot yang berfokus menyorot ke
lapangan. Sitambah udara pagi. Tentu suasana agak horror dan
menyeramkan.
Alex kemudian terus berjalan mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Alex awas ya jangan macem2!!! kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Alex yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Alex toh tau Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya .
Apalagi kalo dipenjara takut banget deh Mbak. Ini alex Cuma mau jujur
saja…..”
“Jujur apa alex???cepet donk ngomongnya!!! Atau mbak panggi l temen-temen mbak yang lagi patroli sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Alex Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Alex
sambil menyodorkan satu bungkusan kado warna pink yang terbungkus
sangat indah.
“ ya ampun Alex kejutan apa ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata Alex
Dalam hati aku sangat bersyukur, akhirnya dapat juga kado dari
seorang pria. Sudah lama aku memendam rasa iri ketika ada hari
valentine, para pasangan saling berbagi kado, aku hanya merayakannya
dengan teman sesama wanita di asrama. Ketika kubuka kado yang terbungkus
indah itu, betapa terkejutnya ketika melihat kado ini adalah sebuah
kalung emas berbandulkan tanda cinta, dan sebuah coklat import yang
pastinya mahal.
“ Alex inikan mahal. Kamu yakin ini buat Mbak????”
“iya Mbak sejak pertemuan pertama Alex sudah jatuh cinta sama Mbak,
kalung sama coklat itu hanya wujud cinta sama sayang alex sama mbak kok”
“ kamu baik banget Alex.” Kataku sambil sedikit menitikkan air mata karena terharu.
“ sini mbak Alex pakein kalungnya, Alex sengaja minta Mbak pake baju
merah ini biar leher Mabak yang jenjang bisa dipasangin kalung cinta
ini. “
Masih bergetar rasanya perasaan ini melihat sebuah kejutan dari pria
tampan dihadapanku. Begitu romantis dirinya untuk membuatka terdiam
ketika tangannya yang kokoh mengalungkan sebuah kalung di leherku.
Sangat lembut dan telaten dirinya untuk memasang kalung cinta di
leherku. Masih dalam suasana spechless dan terpesona, aku terlambat
menyadari dan begitu pasrah bahkan tanpa perlawanan ketika Alex mulai
memelukku dan langsung mendaratkan ciuman di bibirku. Ini adalah ciuman
pertama yang kualami dan rasanya begitu menggairahkan.
Alex memelukku demikian erat, bibir kami berciuman dengan begitu
bergelora. Kunikmati setiap momen ini, saat-saat dimana bibir kami
saling bertemu, saling menghisap, saling menjilat. Dengan lihainya Alex
mendaratkan ciuman yang begitu dalam, sangat intim, sampai membawaku
terbang langsung ke awang-awang. Mungkin sekitar 5 menitan kami saling
berpagut. Tanga kanan Alex memegang kepalaku dengan lembut, untuk
kemudian menatapku dengan pancaran penuh dan cinta menggelora.
“ Mbak Tantri aku cinta banget sama Mbak”
Kata Alex singkat untuk kemudian memagut mulutku dan kami kembali
tenggelam dalam perciuman yang begitu panas, mengalahkan dinginnya udara
pagi hari itu. Dengan sabar Alex memanduku yang masih hijau dalam
masalah ciuman ini. Lidahnya membuka perlahan mulutku dan mengundang
lidahku untuk saling berbagi cairan kenikmatan. Dengan ragu kujulurkan
lidahku kedalam mulutnya dan disambut dengan hisapan yang begitu
sensasional. Alex sangat mahir berciuman dia bisa membuatku begitu
terangsang padahal tangannya tetap memeluk tubuhku tanpa beranjak
kemana-mana.
Perlahan lidahku dikulumnya, untuk kemudian aku ganti mengulum
lidahnya. Begitu panasnya kami berciuman. Dengan begitu mahir, Alex
kemudia melepas pagutannya untuk kemudian berbisik ketelingaku.
“Mbak percaya sama Aku ya, Alex mau bawa Mbak ke langit ketujuh”
Alex membisikkan kalimat itu sambil menatap wajahku yang telah
merah padam karena malu. Anggukan mungkin jawaban terbaik yang bisa
kuberikan padnya karena bibirku sudah terbisu tidak mampu mengucap satu
katapun. Alex melanjutkan dengan membimbingku untuk berdiri bersandar di
sudut kecil stadion. Dalam posisi ini Alex langsung menyusur pori-pori
leherku. Menghirup aromanya pelan, untuk kemudian memberikan
ciuman-ciuman kecil yang intens disekitarnya. Ciuman untuk merangsang
libidoku. Tangan kirinya menengadahkan daguku untuk meudahkannya mencium
dan menghisap keindahan leherku. Posisiku saat ini mendangak sambil
berdiri, dengan seorang pria yang asyik mengoral leherku yang jenjang.
“aaaarrrgggghhhhhh”
Hanya itu yang dapat keluar dari bibirku, sambil tanganku
mengepal di balik bahu Alex berusaha mengendalikan ledakan-ledakan
syahwat yang mendesak keluar untuk dipuaskan. Tangan kanan A lex mulai
bergeriliya menyentuh bahuku yang tanpa pelindung. Mengelusnya perlahan
centi demi centi. Alex kemudian menghentikan hisapannya, meninggalkanku
dengan penasaran dan wajah yang merah padam ingin dipuaskan. Alex
tersenyum melihat wajahku sambil berucap
“Mbak semakin cantik saja kalo begini”
Kutampar pelan dirinya untuk menyembunyikan kemaluanku akan
wajahku yang begitu bergairah. Dengan perlahan Alex memasukkan kedua
tangannya masuk ke sela ketiakku dan mengangkatnya ke atas rapat disisi
kepalaku.
“pegang besinya Mbak!”
Kata alex sambil meletakkan tanganku untuk memegang besi yang
menggantung 10 cm diatasku. Dalam postur berdiri menyandar, dan kedua
tangan terangkat tinggi ke atas, ditambah balutan baju ketat merah, Alex
secara perlahan mulai menempatkan kedua tangannya disekitar buah dadaku
yang masih terbungkus bra. Dia sisir perlahan tepi luar dadaku untuk
kemudian membuat gerakan berputar di sekiitar putingku yang telah
mengacung tegak. Kupegang erat besi yang ada di atas kepalaku, sambil
mataku terpejam dan dan kedua bibirku tertahan.
“hggggggggggggh”
Aku tak tau apa yang terjadi tapi rasanya organ intimku berdenyut
kemudian menyemburkan cairan yang membuat semua tubuhku bergetar, darah
seperti sampai diubun-ubun, dan semua pikiranku kosong terbawa dengan
erotisnya permainan Alex. Ini adalah orgasmeku yang pertama. Padahal
Alex baru memainkan putingku dari luar. Alex memelukku erat sambil
memberiku kesempatan meredakan orgasmeku. Setelah badai nikmat itu reda.
Alex memulai kembali geriliyanya terhadap tubuhku dengan mengangkat
kaosku sampai keatas dadaku.
“ jangan dilawan ya Mbak, tetap pegang aja besi itu Alex mau buat Mbak mabuk kenikmatan”.
Kuturuti permintaannya. mungkin benar karena sensasi orgasme yang baru
saja kualami membuatku mabuk kenikmatan. Alex turun ke perutku yang
telah terbuka menghirup aromanya
“ aroma Mbak membuatku tergila-gila”
katanya untuk kemudian dengan rakus menyerbu pusarku dan
memainkan lidahnya menari-nari disana. Rasanya geli namun nikmat.
Kembali kutengadahkan wajahku kelangit-langit sambil menggenggam erat
besi yang melintang diatasku.
Sambil menjilat pusarku tangan Alex turun untuk membuka celana
trainingku. Dalam posisi tertengadah aku tidak menyadari ketika celanaku
sudah terlepas meninggalkan cd warna merah yang masih melekat menjadi
pertahanan terakhirku. Alex menyentuh pahaku sebelah luar dan sejenak
kembali mengembalikan kesadaranku. Kulepas peganganku di palang dan
kubangunkan Alex untuk berdiri berhadapan denganku.
“ jangan Alex Mbak malu”
“gak apa Mbak percaya sama Alex”
“sudah kamu disini saja jangan lihat kemaluan Mbak, malu”
“iya Mbak”
Alex kemudian menurut. Tapi dia kembali menciumi ku dan kami
saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya dengan cd merah yang
menutupi bagian bawah tubuhku. Kembali kedua tangan Alex membuka
sela-sela ketiakku dan membawanya keatas kepalaku untuk memegang palang.
Kuciumi dia dibibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang
membara . Ditengah pagutan itu tangan Alex tiba-tiba masuk ke dalam
celana dalamku dan menyentuhnya dari perbatasan anus sampai ke pangkal
klitoris.
“ Youre shaved Mbak, betapa beruntungnya aku”
Itu bisiknya sambil naik menaik turunkan tangannya membelai daerah
kemaluanku dari dalam cd merah. Ini juga pengalaman pertama daerah
kewanitaanku disentuh oleh seorang laki-laki yang diam-diam aku cintai
dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami, dikarenakan desakan
rangsangan dari bawah tak mampu kutanggung kembali, smpai harus
kutengadahkan lagi wajahku keatas memandang langit.
“ kamu cantik Mbak Tantri, kamu sexy sekali”
“………hgg………………………………………”
Tidak mampu kutahan. Dengan tangan Alex yang masih di area intimku
kujepeit tangan itu. Aku orgasme. Semua aliran darahdalam tubuhku seolah
berkumpul di satu titik vagina dan meledak disana. Oooooow nikmatnya.
Begitu nikamatnya. Tangan Alex tetap mengocok cepat meskipun kujepit
erat.
“ ayo Mbak Jangan ada yang ditahan nikmati sepenuhnya!!!!”
Bisik Alex kepadaku.
“hahhhh…………………………………………………………..”
Begitu nikmatnya… pikiranku seolah sudah sampai di kahyangan.
Sensasi ini begitu dahsyat. Membuatku melepas pegangan palang dan terjatuh di pelukan Alex.
“ ( heh…..heh….hehhh……) A…Alex”
“Ya Mbak” jawab Alex sambil memeluk tubuhku
“nikmat balet Alex”
“bener Mbak?”
Aku mengangguk
“kenapa bisa senikmat ini batinku
“Alex akan terus member kenikmatan buat Mbak, yang penting Mbak percaya Alex”
Aku kembali mengangguk.
Pagi itu merupakan petting awal yang akan memulai petualangan
seksualku yang luar biasa bersama Alex. Tentu tidak ada olahraga hari
itu. Lututku kopong seperti kehilangan kekuatan. Namun Alex setia
menemaniku sampai aku beranjak dari parkiran stadion menuju asramaku
kembali.
anggota
baik
dan
Jaga
keamanan
kepada
kondusifitas
masyarakat
memberi
sekitar
setiap
tauladan
wajib
yang
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.